Grosir Baju Murah
 
 
Picture
KEMENBUDPAR bekerjasama dengan Ikatan Pencinta Batik Nusantara memprakarsai penyelenggaraan kegiatan Pemilihan Putra Putri Batik Nusantara 2011 pada Bulan September 2011 di Jakarta.

Rangkaian acara pemilihan putra putri batik dimulai dengan pendaftaran peserta mulai tanggal 1 – 29 Agustus 2011, masa karantina tanggal 25 – 27 September 2011 dan diakhiri dengan malam babak final pada tanggal 28 September 2011 di Jakarta yang akan diikuti oleh 14 pasang finalis (putra dan putri).

Persyaratan peserta antara lain :

1. Berwajah dan penampilan menarik, cerdas, ramah, serta berkepribadian Indonesia ;
2. Memiliki pengetahuan dan wawasan luas tentang batik ;
3. Tinggi badan : Putra, min. 170 cm dan Putri min. 165 cm ;
4. Belum menikah dan belum memiliki anak ;
5. Berusia antara 18 – 25 tahun dan telah lulus SMA ;
6. Menguasai bahasa asing, minimal Bahasa Inggris ;

Apabila memiliki keterampilan lain yang terkait seperti membatik, akan memberikan nilai tambah.

pendaftaran dan informasi selengkapnya dapat diperoleh melalui situs www.putraputribatik.com dengan batas pendaftaran tanggal 29 Agustus 2011.

Sebagai Putra Putri Batik terpilih, siapapun generasi muda yang lolos harus mewakili warisan budaya Indonesia itu ke kancah internasional. Itu dilakukan guna membuat generasi muda lebih cinta dan bangga warisan budaya tersebut.

Agar lebih bisa memaknai perannya sebagai Putra Putri Batik, sejarah batik harus dikuasai para generasi muda yang terpilih. Sehingga mereka dapat didapuk oleh para desainer untuk mempromosikan batik ke dunia internasional dan dapat memberikan informasi yang akurat tentang batik kepada dunia internasional

Acara Malam puncak pemilihan putra putri batik sendiri rencananya akan digelar hari rabu, 28 September 2011 di Balai Kartini, Jakarta. Sebanyak 24 peserta Putra Putri Batik Nusantara 2011 unjuk kebolehan di malam keakraban untuk menjadi Duta Batik Nusantara 2011.

Yuk ikut melestarikan batik dengan memakai batik dalam segala suasana, klik Gue Pake Batik, Kenapa Ga???


 
Perhelatan Solo Batik Fashion kembali digelar untuk ketiga kalinya pada 14-16 Juli 2011. Setelah pada dua penyelenggaraan sebelumnya selalu dilakukan di Kawasan Ngarsopuro, untuk pergelaran kali ini dipindah ke Gladag, Solo, Jawa Tengah.

Ketua panitia Solo Batik Fashion, Djongko Raharjo, menyebut Gladag dipilih karena memiliki keunikan. Selain ada air mancur yang akan berwarna-warni ketika ditimpa sinar lampu pada malam hari, lokasi peragaan busana juga berada di bawah rerimbunan pohon berumur ratusan tahun.

“Yang juga berbeda dari sebelumnya adalah kami menampilkan karya desainer muda Solo yang saat ini sedang menimba ilmu fashion di luar negeri, seperti di Prancis, Singapura, dan Cina,” ujar Djongko kepada wartawan, Kamis, 7 Juli 2011. Dia berharap tampilnya desainer muda Solo akan mendorong anak muda lainnya menekuni desain batik.

Pada hari pertama acara yang digelar mulai pukul 19.00 WIB tersebut, akan ditampilkan batik rancangan 15 orang desainer, seperti Joko SSP, Rory Wardhana, dan Djongko Raharjo yang masing-masing akan menampilkan delapan koleksinya. Kemudian pada 15 Juli, giliran peragaan busana dari Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia Jawa Tengah dan Yogyakarta. “Juga ada rumah batik, seperti Danar Hadi dan Batik Keris, serta para desainer muda Solo,” katanya.

Di hari terakhir, ada peragaan kebaya dari komunitas pecinta busana nasional dan tradisional yang tergabung dalam Ratna Busana. Selanjutnya disusul peluncuran Ikatan Perancang Busana Surakarta yang saat ini sudah memiliki 13 anggota.

Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata, Seni, dan Budaya Surakarta, Budi Sartono, menyatakan Surakarta berusaha semakin memantapkan diri untuk menjadi ibu kota batik. Oleh sebab itu, rutin digelar beragam acara yang melibatkan unsur batik. “Selain Solo Batik Fashion, sebelumnya sudah ada Solo Batik Carnival,” ujarnya pada kesempatan yang sama.

Dia berharap nantinya Surakarta bisa menjadi tolok ukur tren dan perkembangan batik di Indonesia. Karenanya, pihaknya terus berupaya mengangkat potensi batik di Surakarta. Sebelum penyelenggaraan Solo Batik Fashion, akan didahului dengan lomba foto batik pada 10 Juli dan lomba top model batik pada 12 Juli.

tempointeraktif

 
 
Picture
Batik Kauman Solo Indonesia (Kaoeman) merupakan sebuah perkampungan batik yang tentu saja menjadi suatu kawasan penghasil batik dimana masyarakatnya dominan memproduksi batik. Terdapat 3 bentuk/jenis motif batik yang dihasilkan di Kampung Batik Kauman yaitu :

1. batik klasik motif pakem (batik tulis),

2. batik murni cap,

3. model kombinasi antara tulis dan cap.

Baju Batik klasik motif pakem (batik tulis) merupakan motif unggulan Kampung Wisata Batik Kauman Solo karena merupakan motif yang selalu dipakai oleh para keluarga Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang mana keahlian membatik di kampung kauman merupakan keahlian diturunkan dari keluarga kasunanan sendiri kepada masyarakat Kauman.

Kampung Batik Kauman Solo sangat erat kaitannya dengan sejarah perpindahan Kraton Kartosuro ke Desa Solo yang kemudian berubah nama menjadi Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Kampung yang semula berisi lapisan masyarakat alim-ulama, penghulu tafsir anom, ketip, modin, suronoto, dan kaum (abdi dalem). Para abdi dalem inilah yang mendapat keahlian dari ajaran membatik secara khusus dari Kraton Kasunanan terutama untuk keahlian membatik selendang/jarik yang berkembang ke jenis batik lainnya. Tradisi batik kauman mewarisi secara langsung inspirasi membatik dari Ndalem Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

 
Picture
Esmod, sebuah sekolah mode terkenal yang diakui oleh para profesional, kembali menggelar Esmod Fashion Festival. Untuk memeriahkan event ini, Danar Hadi turut ambil bagian memamerkan koleksinya di atas runway.

Dengan pergelaran The Glory of Batik, Danar Hadi mengukuhkan konsistensinya mendukung perkembangan industri fesyen Indonesia. Di antaranya secara berkesinambungan bekerjasama dengan desainer-desainer top Tanah Air seperti Ghea S Panggabean, Oscar Lawalata, Sapto Djojokartiko, Hutama Adhi, Didi Budiharjo. Dalam acara Esmod Fashion Festival 2011 Danar Hadi turut mendukung lahirnya generasi baru dalam dunia fesyen Indonesia.

"Temanya sama seperti grand fashion show kita, The Glory of Batik. Diambil dari buku kedua kita yang baru saja keluar di seluruh dunia. Di buku itu terdapat 300 dari 10 ribu batik kuno Danar Hadi di Solo. Dari 300 itu masterpiece semua yang penuh legenda atau koleksi yang hilang. Makanya dari bentuk-bentuk itu diangkat dalam acara ini," kata Hosie Mitchel Hutabarat Marketing Manager Communication Danar Hadi Group saat konferensi pers di Pacific Place, Jakarta, Selasa (21/6/2011). 

Event ini sangat penting bagi Danar Hadi untuk regenerasi desainer Indonesia terus berjalan dan yang paling penting desainer Indonesia di masa mendatang mau terus mengolah warisan budaya Indonesia seperti batik, tenun, dan sebagainya. Apalagi, Danar Hadi kini telah bertransformasi menjadi fashion batik.

"Selama ini Danar Hadi lebih terkenal dengan batik, old fashion. Jadi dengan memperkenalkan Danar Hadi tidak sekadar batik, tapi fashion batik," papar pria berkacamata ini.

Fashion batik merupakan langkah untuk mengembangkan style sehingga selalu terlihat up-to-date tanpa harus melupakan ciri khas budaya batik Indonesia. Koleksi ini juga merupakan peningkatan pelayanan kepada para pelanggan sehingga mendapat pilihan produk yang lebih stylish.

"Danar Hadi bertransformasi dari yang kuno ke modern dengan harganya yang lebih terjangkau. Warna-warna juga lebih cerah. Serta semua warisan daerah kita angkat, seperti di Bandung kita angkat batik Jawa Barat, di Sumatera kita angkat batik Sumatera," imbuhnya.

Dalam pergelaran The Glory of Batik, Danar Hadi mempersembahkan Danar by Danar Hadi karya Oscar Lawalata, dan Sapto Djojokartiko. Kedua perancang kelulusan Esmod ini menampilkan berbagai ragam material batik karya Danar Hadi yang memukau dalam motif dan warna, dan ditujukan untuk para remaja, wanita muda, dan dewasa.

"Dalam pergelaran malam ini kita mengenalkan Oscar Lawalata dan Sapto Djojokartiko," tutupnya.

Sebanyak 20 rancangan Danar by Danar Hadi dipamerkan dalam ajang Esmod Fashion Festival. (ferd)(uky)
sumber: okezone.com
 
Beli baju lebaran / belanja pakaian dan aksesori wanita ketika bulan puasa memang mengasyikkan, banyak promo gila-gilaan yang ditawarkan baik itu dengan belanja online atau pakaian online di toko online atau butik online. Namun jangan kecele, kalau anda baru “berburu” dibulan puasa kemungkinan anda hanya mendapat stock barang pakaian wanita atau baju wanita sisa saja.

So sekaranglah sat yang tepat untuk memulai berbelanja buat stok pakaian anak muslim, gamis modern 2011, busana muslimah, busana muslim, dan segala aksesoris pakaian menyambut Lebaran 2011 di GrosirPasarKlewer.com Solo.

——————————————-
www.GrosirPasarKlewer.Com
——————————————-

Fakta GPK :

1. Produk Up To Date.
2. Berpengalaman mengirim ke Seluruh Dunia.
3. Produk Murah & Lengkap
4. Garansi
5. Service Memuaskan

Kami menyediakan produk-produk langsung dari pabrik & pengrajin.
Yaitu:

Batik > Dress, Blouse, Kemeja, Atasan, Daster, Kaos, Mukena, Sprei
Tas > Etnik, Gaul, Clucth, Tas Payet
Kaos > Wanita, Remaja, Muslim, Murah
Busana Muslim > Abaya, Stelan, Jilbab
Dress > Longdress, Muslim
Kemeja> Atasan Wanita, PRia
Stelan> Anak, Stelan
Celana & Rok
Sprei & Bedcover > Single, Double
Daste & Babydoll > Batik, Kaos, Katun
Alat Sholat > Sajadah, Mukena, Tasbih, Sarung
Alat Toko > Manekin Patung, Hanger
Seragam > SD, SMP, SMU, Pramuka, Wearpak, Batik
Kerajinan > Blangkon,Jarit, Kain Panjang

——————————–
JADI FAN KAMI, KLIK TOMBOL SUKA
——————————–

http://www.facebook.com/fashionbatik

—————-
KLIK BLOG KAMI
—————-

http://www.rumahwanita.com

————-
ALAMAT KAMI
————-
Jl. Kedempel 24
Surakarta, Jawa tengah Indonesia 57156
Telp. 0271.7950017
SMS. 0857 436 33609, 0852 936 45655
YM. cs01_klewer, cs02_klewer
Email. [email protected]
WEBSITE http://www.grosirpasarklewer.com

S E L A M A T    B E R B E L A N J A

 
Picture
Pasar Klewer merupakan salah satu pasar batik terbesar di Indonesia. Pasar ini terletak di dekat Keraton Kasunanan dan di seberang Masjid Agung Surakarta.

Pasar Klewer pada awalnya  berfungsi sebagai tempat pemberhentian kereta. Masyarakat pun memanfaatkannya sebagai tempat untuk menjual berbagai macam produk kepada para penumpang hingga akhirnya terkenal dengan nama Pasar Slompretan. Kata slompretan berasal dari slompret (terompet) karena suara kereta yang akan berangkat mirip dengan suara terompet ditiup.

Pasar Slompretan ini juga dijejali dengan pedagang kecil yang menjual tekstil khususnya batik. Para pedagang ini menjajakan batiknya dengan cara dipanggul di pundak, sehingga batiknya terlihat berkleweran atau berjuntaian. Seiring dengan perjalanannya, pasar ini kemudian lebih terkenal dengan nama Pasar Klewer.

Pada tahun 1970an, pasar ini dibangun menjadi sebuah bangunan permanen berlantai dua yang cukup luas. Pembeli juga akan lebih leluasa berbelanja karena pasar dengan lebih dari dua ribu unit kios ini memiliki tangga-tangga yang cukup luas sehingga tidak ada kesan berdesak-desakan.
Pusat Grosir Batik dan Tekstil Murah

Menyusuri lorong-lorong yang cukup lebar dari satu blok ke blok yang lainnya, beragam jenis pakaian berbahan batik seolah memanggil pengunjung untuk membelinya. Mulai dari jenis kebaya, kain, baju resmi, hingga kaos batik, daster, blouse cantik dan pakaian anak-anak. Tak hanya batik Solo, pasar ini juga memiliki koleksi batik Banyumas, Pekalongan, Madura, Yogyakarta, dan lain-lain. Anda dapat dengan mudah menemukan batik cap seharga belasan ribu maupun batik tulis kualitas terbaik dengan harga lebih murah dari pada butik-butik terkenal. Kemahiran menawar akan sangat membantu mendapatkan harga terbaik. Tak hanya dijual eceran, kebanyakan kios juga melayani pembelian grosir dengan harga yang jauh lebih murah.

Naik ke lantai dua, Anda akan menemukan aneka jenis tekstil, seperti seragam sekolah, kaos, jaket, dasi, kain bahan katun hingga sutra. Uniknya, di pasar ini juga terdapat beberapa orang penjahit yang siap menyulap kain yang baru saja Anda beli menjadi jenis pakaian yang Anda inginkan dalam waktu kurang dari satu hari.

Lelah berbelanja mengelilingi pasar tekstil ini, Anda bisa berjalan ke depan ataupun samping pasar. Berbagai warung makanan siap menjadi tempat melepas lelah sekaligus mencicipi aneka makanan khas Solo. Nasi pecel, nasi liwet, tengkleng, timlo, es dawet, es gempol dan berbagai jenis makanan dan minuman lainnya siap menjadi penawar dahaga Anda.


 
Picture
Baju Batik Modern, batik cinta, batik jogja, batik solo, buka toko baju, buka toko pakaian, cara membuka toko baju, cinta batik, Grosir Tanah Abang, jogja batik, kain batik | Tagged batik cinta, membuka toko baju, solo batik, toko pakaian, usaha toko baju, usaha toko pakaian, wisata kampung batik, wisata kampung batik kauman, wisata kampung batik laweyan, wisata solo
Batik secara historis berasal dari zaman nenek moyang yang dikenal sejak abad XVII yang ditulis dan dilukis pada daun lontar. Saat itu motif atau pola batik masih didominasi dengan bentuk binatang dan tanaman. Namun dalam sejarah perkembangannya batik mengalami perkembangan, yaitu dari corak-corak lukisan binatang dan tanaman lambat laun beralih pada motif abstrak yang menyerupai awan, relief candi, wayang beber dan sebagainya. Selanjutnya melalui penggabungan corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian, muncul seni batik tulis seperti yang kita kenal sekarang ini.

Jenis dan corak batik tradisional tergolong amat banyak, namun corak dan variasinya sesuai dengan filosofi dan budaya masing-masing daerah yang amat beragam. Khasanah budaya Bangsa Indonesia yang demikian kaya telah mendorong lahirnya berbagai corak dan jenis batik tradisioanal dengan ciri kekhususannya sendiri.

Perkembangan Batik di Indonesia
Sejarah pembatikan di Indonesia berkaitan dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan kerajaan sesudahnya. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerajaan Solo dan Yogyakarta.

Kesenian batik merupakan kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing.

Pembatikan di Jakarta
Pembatikan di Jakarta dikenal dan berkembangnya bersamaan dengan daerah-daerah pembatikan lainnya yaitu kira-kira akhir abad ke-XIX. Pembatikan ini dibawa oleh pendatang-pendatang dari Jawa Tengah dan mereka bertempat tinggal kebanyakan didaerah-daerah pembatikan. Daerah pembatikan yang dikenal di Jakarta tersebar didekat Tanah Abang yaitu: Karet, Bendungan Ilir dan Udik, Kebayoran Lama, dan daerah Mampang Prapatan serta Tebet.

Jakarta sejak zaman sebelum perang dunia kesatu telah menjadi pusat perdagangan antar daerah Indonesia dengan pelabuhannya Pasar Ikan sekarang. Setelah perang dunia kesatu selesai, dimana proses pembatikan cap mulai dikenal, produksi batik meningkat dan pedagang-pedagang batik mencari daerah pemasaran baru. Daerah pasaran untuk tekstil dan batik di Jakarta yang terkenal ialah: Tanah Abang, Jatinegara dan Jakarta Kota, yang terbesar ialah Pasar Tanah Abang sejak dari dahulu sampai sekarang. Batik-batik produksi daerah Solo, Yogya, Banyumas, Ponorogo, Tulungagung, Pekalongan, Tasikmalaya, Ciamis dan Cirebon serta lain-lain daerah, bertemu di Pasar Tanah Abang dan dari sini baru dikirim kedaerah-daerah diluar Jawa. Pedagang-pedagang batik yang banyak ialah bangsa Cina dan Arab, bangsa Indonesia sedikit dan kecil.

Oleh karena pusat pemasaran batik sebagian besar di Jakarta khususnya Tanah Abang, dan juga bahan-bahan baku batik diperdagangkan ditempat yang sama, maka timbul pemikiran dari pedagang-pedagang batik itu untuk membuka perusahaan batik di Jakarta dan tempatnya ialah berdekatan dengan Tanah Abang. Pengusaha-pengusaha batik yang muncul sesudah perang dunia kesatu, terdiri dari bangsa cina, dan buruh-buruh batiknya didatangkan dari daerah-daerah pembatikan Pekalongan, Yogya, Solo dan lain-lain. Selain dari buruh batik luar Jakarta itu, maka diambil pula tenaga-tenaga setempat disekitar daerah pembatikan sebagai pembantunya. Berikutnya, melihat perkembangan pembatikan ini membawa lapangan kerja baru, maka penduduk asli daerah tersebut juga membuka perusahaan-perusahaan batik. Motif dan proses batik Jakarta sesuai dengan asal buruhnya didatangkan yaitu: Pekalongan, Yogya, Solo dan Banyumas.

Bahan-bahan baku batik yang dipergunakan ialah hasil tenunan sendiri dan obat-obatnya hasil ramuan sendiri dari bahan-bahan kayu mengkudu, pace, kunyit dan sebagainya. Batik Jakarta sebelum perang terkenal dengan batik kasarnya warnanya sama dengan batik Banyumas. Sebelum perang dunia kesatu bahan-bahan baku cambric sudah dikenal dan pemasaran hasil produksinya di Pasar Tanah Abang dan daerah sekitar Jakarta.
Pembatikan di Luar Jawa
Dari Jakarta, yang menjadi tujuan pedagang-pedagang di luar Jawa, maka batik kemudian berkembang di seluruh penjuru kota-kota besar di Indonesia yang ada di luar Jawa, daerah Sumatera Barat misalnya, khususnya daerah Padang, adalah daerah yang jauh dari pusat pembatikan dikota-kota Jawa, tetapi pembatikan bisa berkembang didaerah ini.

Sumatera Barat termasuk daerah konsumen batik sejak zaman sebelum perang dunia kesatu, terutama batik-batik produksi Pekalongan (saaingnya) dan Solo serta Yogya. Di Sumatera Barat yang berkembang terlebih dahulu adalah industri tenun tangan yang terkenal “tenun Silungkang” dan “tenun plekat”. Pembatikan mulai berkembang di Padang setelah pendudukan Jepang, dimana sejak putusnya hubungan antara Sumatera dengan Jawa waktu pendudukan Jepang, maka persediaan-persediaan batik yang ada pada pedagang-pedagang batik sudah habis dan konsumen perlu batik untuk pakaian sehari-hari mereka. Ditambah lagi setelah kemerdekaan Indonesia, dimana hubungan antara kedua pulau bertambah sukar, akibat blokade-blokade Belanda, maka pedagang-pedagang batik yang biasa hubungan dengan pulau Jawa mencari jalan untuk membuat batik sendiri.

Dengan hasil karya sendiri dan penelitian yang seksama, dari batik-batik yang dibuat di Jawa, maka ditirulah pembuatan pola-polanya dan ditrapkan pada kayu sebagai alat cap. Obat-obat batik yang dipakai juga hasil buatan sendiri yaitu dari tumbuh-tumbuhan seperti mengkudu, kunyit, gambir, damar dan sebagainya. Bahan kain putihnya diambilkan dari kain putih bekas dan hasil tenun tangan. Perusahaan batik pertama muncul yaitu daerah Sampan Kabupaten Padang Pariaman tahun 1946 antara lain: Bagindo Idris, Sidi Ali, Sidi Zakaria, Sutan Salim, Sutan Sjamsudin dan di Payakumbuh tahun 1948 Sdr. Waslim (asal Pekalongan) dan Sutan Razab. Setelah daerah Padang serta kota-kota lainnya menjadi daerah pendudukan tahun 1949, banyak pedagang-pedagang batik membuka perusahaan-perusahaan/bengkel batik dengan bahannya didapat dari Singapore melalui pelabuhan Padang dan Pakanbaru. Tetapi pedagang-pedagang batik ini setelah ada hubungan terbuka dengan pulau Jawa, kembali berdagang dan perusahaanny a mati.

Warna dari batik Padang kebanyakan hitam, kuning dan merah ungu serta polanya Banyumasan, Indramajunan, Solo dan Yogya. Sekarang batik produksi Padang lebih maju lagi tetapi tetap masih jauh dari produksi-produksi dipulau Jawa ini. Alat untuk cap sekarang telah dibuat dari tembaga dan produksinya kebanyakan sarung.
Proses pembuatan batik
Dalam perkembangannya lambat laun kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga istana, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria.

Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri. Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai terdiri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari : pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanah lumpur.

Jadi kerajinan batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit dan terus berkembang hingga kerajaan berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah usai perang dunia kesatu atau sekitar tahun 1920. Kini batik sudah menjadi bagian pakaian tradisional Indonesia.

Batik Pekalongan
Meskipun tidak ada catatan resmi kapan batik mulai dikenal di Pekalongan, namun menurut perkiraan batik sudah ada di Pekalongan sekitar tahun 1800. Bahkan menurut data yang tercatat di Deperindag, motif batik itu ada yang dibuat 1802, seperti motif pohon kecil berupa bahan baju.

Namun perkembangan yang signifikan diperkirakan terjadi setelah perang besar pada tahun 1825-1830 di kerajaan Mataram yang sering disebut dengan perang Diponegoro atau perang Jawa. Dengan terjadinya peperangan ini mendesak keluarga kraton serta para pengikutnya banyak yang meninggalkan daerah kerajaan. Mereka kemudian tersebar ke arah Timur dan Barat. Kemudian di daerah – daerah baru itu para keluarga dan pengikutnya mengembangkan batik.

Ke timur batik Solo dan batik Yogyakarta menyempurnakan corak batik yang telah ada di Mojokerto serta Tulungagung hingga menyebar ke Gresik, Surabaya dan Madura. Sedang ke arah Barat batik berkembang di Banyumas, Kebumen, Tegal, Cirebon dan Pekalongan. Dengan adanya migrasi ini, maka batik Pekalongan yang telah ada sebelumnya semakin berkembang.

Seiring berjalannya waktu, Batik Pekalongan mengalami perkembangan pesat dibandingkan dengan daerah lain. Di daerah ini batik berkembang di sekitar daerah pantai, yaitu di daerah Pekalongan kota dan daerah Buaran, Pekajangan serta Wonopringgo.

Musium batik Pekalongan
Perjumpaan masyarakat Pekalongan dengan berbagai bangsa seperti Cina, Belanda, Arab, India, Melayu dan Jepang pada zaman lampau telah mewarnai dinamika pada motif dan tata warna seni batik.

Sehubungan dengan itu beberapa jenis motif batik hasil pengaruh dari berbagai negara tersebut yang kemudian dikenal sebagai identitas batik Pekalongan. Motif itu, yaitu batik Jlamprang, diilhami dari Negeri India dan Arab. Lalu batik Encim dan Klengenan, dipengaruhi oleh peranakan Cina. Batik Belanda, batik Pagi Sore, dan batik Hokokai, tumbuh pesat sejak pendudukan Jepang.

Perkembangan budaya teknik cetak motif tutup celup dengan menggunakan malam (lilin) di atas kain yang kemudian disebut batik, memang tak bisa dilepaskan dari pengaruh negara-negara itu. Ini memperlihatkan konteks kelenturan batik dari masa ke masa.

Batik Pekalongan menjadi sangat khas karena bertopang sepenuhnya pada ratusan pengusaha kecil, bukan pada segelintir pengusaha bermodal besar. Sejak berpuluh tahun lampau hingga sekarang, sebagian besar proses produksi batik Pekalongan dikerjakan di rumah-rumah. Akibatnya, batik Pekalongan menyatu erat dengan kehidupan masyarakat Pekalongan yang kini terbagi dalam dua wilayah administratif, yakni Kotamadya Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan.

Pasang surut perkembangan batik Pekalongan, memperlihatkan Pekalongan layak menjadi ikon bagi perkembangan batik di Nusantara. Ikon bagi karya seni yang tak pernah menyerah dengan perkembangan zaman dan selalu dinamis. Kini batik sudah menjadi nafas kehidupan sehari-hari warga Pekalongan dan merupakan salah satu produk unggulan. Hal itu disebabkan banyaknya industri yang menghasilkan produk batik. Karena terkenal dengan produk batiknya, Pekalongan dikenal sebagai KOTA BATIK. Julukan itu datang dari suatu tradisi yang cukup lama berakar di Pekalongan. Selama periode yang panjang itulah, aneka sifat, ragam kegunaan, jenis rancangan, serta mutu batik ditentukan oleh iklim dan keberadaan serat-serat setempat, faktor sejarah, perdagangan dan kesiapan masyarakatnya dalam menerima paham serta pemikiran baru.

Batik yang merupakan karya seni budaya yang dikagumi dunia, diantara ragam tradisional yang dihasilkan dengan teknologi celup rintang, tidak satu pun yang mampu hadir seindah dan sehalus batik Pekalongan.


 
Picture
Batik sebagai asset budaya dan sebagai penunjang ekonomi rakyat memang harus seiring sejalan. Geliat batik benar2 terasa dikota Solo, ini bisa dilihat dengan gairah para usahawan batik yang berada di Kampoeng Batik Laweyan dan yang di Kampung Wisata Batik Kauman. Bapak Gunawan Setiawan, Ketua Paguyuban Usahawan Batik Kauman yang sekaligus pemilik Gallery Batik Gunawan Setiawan bersama kawan2 nya menjelaskan kemajuan pesat tentang jumlah UKM batik di kampungnya itu, yang sekarang telah mencapai 44 ukm.

Masing2 UKM punya ciri khas masing2, mulai dari yang cuma sebagai kepanjangan usaha dari pengrajin, kemudian ada yang memang kuat modalnya & memang mem-perkerjakan pengrajin, hingga yang menjual khusus batik tulis, batik cap , motif pakem sampai dengan yang kontemporer.

Lorong2 Kampung Kauman benar2 terasa hidup, walau utamanya batik, tapi usaha lain pun tak kalah ikut meriah, seperti mereka yang berjualan baju muslim & kerudung, warung makan sampai homestay. Cakra homestay milik Bapak Bintoro cukup menarik sebagai tempat menginap jika kita berada di Solo, homestay ini bukan hanya sekedar tempat menginap saja, disini untuk tamunya diberi kesempatan untuk belajar menabuh gamelan dan juga belajar mengenai karawitan.

Kejayaan batik diharapkan bisa kembali mencuat dan mendunia, batik itu memang asli Indonesia bukan milik negara lain, ini yang seharusnya kita banggakan. Kita harus bangga dengan batik dan bangga memakainya sehari2.

Sudahkah anda memakai batik ?


 
Picture
Lagu India berjudul ‘Chaiyya Chaiyya’ yang dinyanyikan dengan kocak dan penuh perasaan oleh Briptu Norman Kamaru, anggota Brimob Polda Gorontalo, ternyata juga tenar di Hollywood. Lagu itu bahkan dipakai di beberapa film dan serial televisi produksi Hollywood. Tak heran, karena ‘Chaiyya Chaiyya’ masuk dalam 10 besar lagu terpopuler seantero dunia versi BBC.

Mungkin tak banyak yang menyadari bahwa remix lagu ‘Chaiyya Chaiyya’ digunakan pada pembukaan dan penutupan film ‘Inside Man’ yang dibintangi Danzel Washington dan Clive Owen. Pada pembukaan film produksi tahun 2006 itu, ‘Chaiyya Chaiyya’ telah diringkas dari versi aslinya, dan ditambahi iringan terompet. Sementara pada penutupan ‘Inside Man,’ digunakan ‘Chaiyya Chaiyya’ versi remix hip-hop.

‘Chaiyya Chaiyya’ juga diperdengarkan pada serial televisi ‘CSI: Miami’ musim lima episode ke-5. Versi asli lagu ini dapat diperoleh pada kompilasi album A.R. Rahman yang berjudul ‘A.R. Rahman – A World Music.’ A.R. Rahman adalah pencipta lagu ‘Chaiyya Chaiyya.’ Lirik ‘Chaiyya Chaiyya’ sendiri dikarang oleh rekannya, Gulzar.

Lagu itu menjadi populer karena dipakai di film Dil Se yang dibintangi Shahrukh Khan itu. ‘Chaiyya Chaiyya’ seringkali digunakan di berbagai festival kebudayaan di India. Lagu ini juga dipilih sebagai lagu pengiring pada upacara pembukaan pesta olahraga negara-negara persemakmuran tahun 2010 yang berlangsung di Stadion Jawaharlal Nehru, New Delhil.

Pada tahun 2003, BBC menggelar survei global untuk memilih 10 lagu terpopuler yang pernah ada. Terdapat 7.000 lagu dari seluruh dunia yang masuk seleksi untuk dipilih. Survei sendiri dilakukan di 155 negara. Hasilnya, ‘Chaiyya Chaiyya’ terpilih di deretan ke-9 lagu terpopuler sepanjang masa. Uniknya, lagu ini tidak hanya populer di India, tapi juga di Inggris.


 
Grosir Baju Murah